Teh & Kopi | Mitos dan Fakta

Teh dan Kopi, minuman yang selalu dekat dengan keseharian masyarakat di dunia. Segala kebaikan khasiat bagi tubuh dan kesehatan, sering menjadi alasan mengapa dua jenis minuman ini menjadi kegemaran. Namun di balik khasiatnya itu, tak sedikit yang beranggapan berkebalikan. Demi alasan kesehatan pula ada orang yang berpantang menyeruput teh dan kopi. Nah supaya tidak tersesat dalam mitos yang tidak benar, mari kita tinjau serba-serbi teh dan kopi dari segi ilmiah. 






1. Mitos : Teh hijau bisa melangsingkan.

Fakta : Benar, asalkan diminum sebelum mengonsumsi karbohidrat. Di dalam teh hijau terkandung senyawa tannin dan katekin, yaitu senyawa yang mampu bereaksi dengan enzim amylase dalam usus, sehingga bisa mencegah proses penyerapan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dan akan keluar melalui feses.


2. Mitos : Kandungan kafein di dalam teh lebih tinggi dari kopi, bisa berbahaya jika sampai kecanduan.

Fakta : Meski kandungan kafein di dalam teh jauh lebih tinggi dibandingkan kopi untuk jumlah volume yang sama, teh (4%) dan kopi (1,2-1,4%), tetapi efek samping kafein di dalam teh tidak sampai membuat kecanduan. Kandungan kafein dalam teh tertutupi oleh tannin, senyawa yang dapat mengikat kafein. Kafein dalam teh diserap usus, sehingga penyerapan ke dalam aliran darah mengalami proses yang lambat dan kompleks.


3. Mitos : Konsumsi teh pada wanita hamil bisa menyebabkan anemia.

Fakta : Tidak semua wanita hamil diharamkan minum teh. Hanya wanita hamil yang tergolong kurang gizi yang sebaiknya tidak mengonsumsi teh karena akan memberikan efek negatif. Senyawa dalam teh mampu mengikat zat besi. Jika konsumsi teh tidak dibarengi asupan zat besi, wanita hamil bisa mengalami anemia.


4. Mitos : Menyeduh teh dengan air mendidih, akan membuat kandungan vitamin C di dalam teh menguap.

Fakta : Memang ada kandungan vitamin C di dalam teh, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Sehingga vitamin yang hanya sedikit ini sebenarnya tak memberikan banyak pengaruh bagi tubuh. Namun, sebenarnya dari hasil seduhan teh bukan vitamin C yang dirasakan manfaatnya, melainkan kandungan polifenol (senyawa kelompok tannin) yang memberikan dampak positif bagi tubuh, yaitu bekerja sebagai antioksidan (menetralisir radikal bebas pemicu kanker).


5. Mitos : Kopi bisa bikin mata melek.

Fakta : Benar. Kandungan kafein yang diminum dari kopi, akan membalikkan kerja adenosine (salah satu senyawa dalam sel saraf otak yang membuat orang mudah tertidur) sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, melainkan muncul perasaan segar dan mata terbuka lebar, jantung akan berdetak lebih cepat, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi lebih cepat, dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.


6. Mitos : Minum kopi bikin sering buang air kecil.

Fakta : Kafein dalam kopi bersifat diuretic, yang menyebabkan orang jadi sering buang air kecil. Hal ini menguntungkan karena dapat mencegah penyakit batu ginjal. Penyakit batu ginjal disebabkan oleh penumpukan kalsium oksalat / zat kimia lain yang membentuk kristal akibat tidak lancarnya proses buang air kecil. Kafein dalam kopi menguntungkan karena membantu proses berkemih sehingga tidak ada pembentukan kristal. Namun, untuk hal ini sebaiknya diimbangi dengan konsumsi vitamin B dan C dari luar, karena kedua vitamin tersebut ikut larut dan terbuang bersama urine.


7. Mitos : Kopi tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang berpenyakit maag.

Fakta : Benar. Orang yang mengidap penyakit maag mempunyai asam lambung yang sensitive. Kafein di dalam kopi bisa mempercepat proses terbentuknya asam lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih dan bikin perut jadi terasa kembung.


8. Mitos : Kopi tidak boleh diseduh dalam air mendidih (100oC).

Fakta : Air mendidih akan menghanguskan bubuk kopi. Hal ini membuat cita rasa dan aroma kopi malah rusak. Cara menyeduh kopi yang benar adalah dengan melarutkannya dalam air panas (bukan mendidih). Diamkan terlebih dahulu selama 10 menit dalam keadaan gelas tertutup rapat, kemudian diaduk. Kopi siap untuk dinikmati.


9. Mitos : Kopi dapat mencegah step (kondisi panas tinggi yang dibarengi dengan kejang).

Fakta : Salah. Di saat suhu tubuh lebih tinggi dari suhu normal, disarankan untuk mengonsumsi senyawa penurun suhu tubuh (obat penurun panas) bukan senyawa yang merangsang kerja aktivitas biokimia (seperti kafein dalam kopi). Kafein bekerja merangsang syaraf neuro transmitter di otak, bahkan tidak hanya di otak tapi juga di jantung. Hal ini membuat aktivitas organ-organ tubuh dipaksa untuk bekerja lebih keras.


10. Mitos : Kopi bisa menyebabkan kecanduan.

Fakta : Salah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa kopi tidak membuat ketagihan atau bersifat adiktif. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa kafein bisa menimbulkan ketagihan serius layaknya penyalahgunaan narkoba. Kafein dalam kopi merupakan senyawa GRAS (Generallay Recognized as Safe) – bersifat aman – untuk orang dewasa dalam batas asupan maksimal 400 mg per hari.


11. Mitos : Minum kopi bisa membuat hipertensi.

Fakta : Salah. Kafein yang tidak berlebihan (batas konsumsi per hari 400 mg) tidak akan menyebabkan tekanan darah tinggi kronis. Mereka yang sensitif terhadap kafein mungkin akan mengalami peningkatan tekanan darah selama beberapa saat saja. Setelah itu akan kembali normal.


12. Mitos : Kopi bisa membuat keropos tulang (osteoporosis).

Fakta : Kafein tidak berpengaruh terhadap penyerapan kalsium dalam tubuh, sehingga tidak akan mempengaruhi densitas dan kandungan mineral tulang. Asalkan kopi dikonsumsi dalam batas yang wajar.

Enjoy your coffee & tea safely 🙂

Joseph AR@September 2013

4 pemikiran pada “Teh & Kopi | Mitos dan Fakta”

Tinggalkan komentar