Bye Bye Password … Welcome Passthought | Teknologi Terbaru

Kita tentunya sudah sangat mengetahui dan familiar dengan pemakaian password (kata kunci), semua kegiatan ber-internet kita, baik email, jejaring sosial, sampai peralatan elektronik seperti handphone,  tablet, komputer, dsbnya sudah menggunakan kata kunci sebagai alat pengaman, dan bahkan pada produk harga murah seperti tablet murah android saja sudah memiliki fitur keamanan cukup lengkap. Yang menjadi masalah adalah, kadangkala kita menggunakan banyak alat elektronik atau memiliki begitu banyak akun yang memiliki password yang berbeda-beda, sehingga sangat menyulitkan kita untuk mengingatnya dan tak jarang kita lupa salah satu password yang kita miliki.
Indomultimedia informasikan bahwa beberapa peneliti dari UC Berkeley School of Information, Berkeley melakukan terobosan baru supaya kita tidak perlu lagi repot-repot menghafal atau menulis password yang kadang kala sangat rumit kombinasi huruf dan angkanya. Sekarang hanya dengan memikirkannya, dengan menggunakan alat yang di namakan Neurosky Mindset yang berupa headset, yang berguna merekam password yang kita pikirkan.
Alat seharga US$ 100 ini dengan mudah mendeteksi password melalui gelombang otak kita. Pemimpin penelitian ini, Prof. John Chuang, mengatakan, alat ini berfungsi mengukur aktifitas listrik dalam bentuk gelombang panjang yang terkait dengan prilaku, keadaan mental, dan suasana hati kita melalui kulit kepala, dan hasil pengukurannya melalui bluetooth bisa di hubungkan dengan komputer atau alat elektronik lainnya.
Dalam presentasinya di Workshop on Usable at the Seventeenth International Conference on Financial Cryptography and Data Security, Okinawa, Jepang, Prof. Chuang mengatakan bahwa cara kerja alat ini sangat mudah, ”seperti menghubungkan dua perangkat seperti biasa”.
Para peneliti meyakini bahwa alat passthought ini sangat aman untuk digunakan serta akurat, selain itu bisa di gunakan secara massal.
Kendala passthought
Hal yang masih menjadi masalah adalah jika ada beberapa pengguna memikirkan passthought yang sama, bagaimana komputer akan membedakan pikiran itu? Kuncinya adalah pada kemampuan komputer untuk mengenali sistem otentikasi gelombang otak penggunanya, jadi masalah ini ada jalan keluarnya.
User bisa membuat passthought dalam berbagai ragam bentuk. Misalnya mengingat warna, sebuah nada lagu atau bahkan melakukan gerakan tertentu. Ketika di uji coba, hanya 1% tingkat kesalahan yang ditemukan, demikian penjelasan Prof. Chuang.
Para ilmuwan kognitif selama beberapa dekade menterapi berbagai masalah kesehatan mental atau gangguan stres pasca-trauma dengan menggunakan alat ini, bahkan sebelum sistem security dalam alat ini muncul, para ahli telah mampu untuk meretas pikiran orang, mereka bisa mengambil PIN ATM dengan hanya mengidentifikasi ketika pengguna sedang berpikir untuk informasi pribadi, seperti yang di lakukan oleh tim lain di Berkeley.
Alat ini seiring perkembangan teknologi terbaru menjadi semakin ringkas dan kecil, jadi mudah untuk di bawa kemana saja, jadi kemungkinan besar alat passthought ini akan dipakai dalam teknologi masa depan.
Bye bye password susah….welcome passthought, kita tunggu saja kapan teknologi ini masuk ke Indonesia.
Joseph AR@ April2013

Tinggalkan komentar